indomietelorkeju

indomietelorkeju
Hidup yang dimenangkan adalah hidup yang dipertaruhkan

Total Pageviews

Monday 29 February 2016

Haru Biru Konser Terakhir Efek Rumah Kaca

Source: @sebelahmata_erk

Di bulan januari lalu efek rumah kaca menggelar konser sinestesia, sebuah konser terindah yang pernah saya saksikan dan dengarkan namun tidak bisa saya hadiri karena tiketnya sold out. Saya hanya bisa menyaksikan keindahan itu melalui youtube sambal berucap kesal di dalam hati. Minggu 28 Februari 2016, bogor hujan sepanjang hari dan saya memutuskan untuk menghabiskan waktu di dalam kamar sembari men-scroll timeline Instagram. Scrolling saya berhenti di sebuah pamflet acara superbad karena disitu akan tampil efek rumah kaca dan polka wars. Namun seperti acara superbad sebelumnya, selalu ada ragu untuk datang karena rundown acara dari jam 8 malam hingga jam 1 pagi, sedangkan besoknya hari senin. Yap, senin sudah jadi momok untuk saya, salah satu dari jutaan kelas menengah ngehe. Rasa ragu untuk datang tiba-tiba sekelebat menghilang ketika melihat postingan Instagram efek rumah kaca yang memperlihatkan Adrian sedang mengikat tali sepatu dan bergegas menuju superbad. 

Rasa ingin datang kembali memuncak ketika melihat kolom comment, yang menyebutkan ini konser terakhir efek rumah kaca mengingat cholil akan menetap lama di amerika. Oke, saat itu juga saya mantap meluncur ke Jaya Pub, sebuah bar iconic di Jakarta. Tiba di Jaya Pub, saya tiba saat polka wars sudah setengah jalan. Walaupun penuh sesak, jayapub kemarin terasa sendu seakan mengiringi kepergian cholil ke amerika. Polka Wars, tampil apik dan memang pantas jika dilabeli salah satu pendatang terbaik di tahun ini bersama dengan kelompok penerbang roket serta sigmun. Ketika Polka Wars turun panggung, mata kami mencuri curi ingin tahu dimana keberadaan cholil cs. Kurang lebih 8 menit setelah polka wars turun panggung, cholil naik panggung sembari menuntun Adrian yang tampil casual malam itu. Spanduk yang bertuliskan “ada ada saja sifat kawan kita” dengan foto cholil ditengah dipasang dan lagu “merah” menjadi pembuka konser  perpisahan itu. Dang!


Album Sinestesia dibabat habis di 1/3 awal konser terkecuali lagu “Kuning”. Shout Shout kencang dialunkan saat lagu “Biru” didendangkan dan rasa merinding selalu saja menghantui ketika lagu “Putih” didendangkan. Oia, di sela sela konser ERK mengkonfirmasi kalau ini merupakan konser terakhir mereka hingga waktu yang tidak bisa ditentukan. Setelah album sinestesia beres, ERK membawakan hits lamanya: “Cinta Melulu”, lagu yang mengenalkan saya pertama kali dengan efek rumah kaca. Setelah itu, lagu favorit saya: “Sebelah Mata” dibawakan, tak pelak rasa haru biru terus menggelayuti karena Adrian turut menyanyi sepenuh hati lagu ciptaannya ini. Tak pelak, barisan choir di jaya pub kembali meraung diiringi hujan besar yang mengguyur Jakarta malam itu.  Lagu “Kau dan Aku menuju ruang hampa” , “Hujan Jangan Marah”, “Mosi tidak percaya” dan “Di Udara” menyusul di belakang. Semangat efek rumah kaca sangat terasa di “mosi tidak percaya” dan “di udara”, saya tidak pernah lupa bagaimana Adrian sangat total dalam bernyanyi malam itu. Konser itu pun ditutup oleh lagu “kuning” yang sebenarnya sempat dilanjut oleh lagu “Melankolia” itupun setelah penonton berteriak “We Want More! We Want More!”

Tak terasa itu adalah konser terakhir efek rumah kaca dan kita tak akan pernah tahu kapan akan melihat trio pop minimalis ini kembali naik panggung. Overall malam itu benar benar malam yang perpisahan pas, minimalis, hangat namun tetap bergelora. Selamat jalan efek rumah kaca, band pop Indonesia terbaik yang pernah saya dengar. Menyamakan efek rumah kaca dengan radiohead dan mew adalah sebuah kesalahan besar karena efek rumah kaca lebih dari itu. Saya sangat salut karena efek rumah kaca giat menciptakan pasar sendiri di dalam dunia music Indonesia dan kisah romantis yang harmonis diantara trio itu melengkapi kesempurnaan efek rumah kaca. Pesan saya untuk mas cholil: Jangan lupa pulang mas, pasar pasar yang sudah diciptakan efek rumah kaca akan selalu rindu untuk dibakar energinya. 


Source: @cholil

Sampai jumpa di waktu yang entah kapan, ERK! Pasar bisa diciptakan! Tetap berelegi!

2 comments:

  1. Kok mewek ya baca ini :(
    Beruntung bgt mas bs nonton gig terakhir ERK

    ReplyDelete