indomietelorkeju

indomietelorkeju
Hidup yang dimenangkan adalah hidup yang dipertaruhkan

Total Pageviews

Tuesday 27 December 2016

Siaga NARU: Bakti Sosial di Kaki Gunung




Kurang lebih hampir setahun lebih saya join di Telkomsel, namun pengalaman Siaga NARU kali ini sama sekali berbeda rasanya. Singkat cerita, saya bersama fairuz hirzani, staff dari bagian IT Service tergabung dalam komunitas yang akan mengadakan acara bakti sosial pada tanggal 24-25 desember 2016.  Yang menjadi tantangan disini adalah desanya terletak di kaki gunung salak, desa cibunian daerah pamijahan bogor. Di desa ini memang sangat sedikit orang yang mempunyai handphone, oleh karena itu sinyal disini sangatlah lemah. Perlu turun 3 Km kebawah, baru kita akan bisa mengakses internet, itupun hanya Telkomsel yang bisa menjangkau.



Kami sudah mulai mengumpulkan funding dari dua minggu sebelum acara, alhamdulillah animo orang-orang untuk menyumbang cukup besar terhadap acara ini. Tidak hanya itu, kami pun didukung oleh dokter gigi UGM yang mau turut serta untuk memberikan penyuluhan dan Fathia izzati, youtuber ternama indonesia dengan konten pendidikan/bahasa inggris, yang juga ikut turut serta mengajarkan bahasa inggris. kepada anak-anak desa.


Kami sempat khawatir tentang permasalahan sinyal, namun kami percaya niat baik harus tetap dijalankan. Akhirnya kami putuskan untuk tetap ikut baksos, namun dengan beberapa skenario. Kita berangkat kesana sore  tanggal 24, tujuannya adalah untuk mempersiapkan acara untuk keesokan harinya. Kami menempuh kurang lebih 6 jam perjalanan dari jakarta menuju desa. Kami sampai pukul 9 Malam di desa cibunian, otomatis dari jam 9 malam kami kehilangan sinyal sama sekali. Dari jam 9 sampai jam 11 kita menyiapkan ruangan dan kebutuhan untuk acara baksos tanggal 25. Setelah itu semua beres, lantas kita turun ke bawah sejauh 3 km menggunakan motor untuk membuka laptop guna mengakses internet. Fairuz diwajibkan untuk live monitoring dan pada akhirnya saya menemani fairuz hingga jam 4 pagi di warung kopi kaki pegunungan. Setelah shalat subuh, kami pun tidur untuk persiapan besok.



Acara dimulai jam 10 untungnya karena ada acara pengajian, fairuz dan saya mencoba mengkoordinasikan acara ke team lain karena pada jam 11 saya menemani fairuz turun gunung lagi untuk check apakah ada issue atau tidak. Alhamdulillah setelah 1 jam standby, semua dirasa aman, saya dan fairuz kembali keatas untuk meneruskan acara hingga beres. Jam 14.30 kami bertolak ke jakarta dengan rasa bahagia dan lega, bahagia karena niat baik kita untuk berbagi berjalan dengan lancar, lega karena kita tetap bisa bertanggung jawab terhadap pekerjaan.


Selain itu saya juga mau berterimakasih kepada MTT, karena sudah menyumbangkan 30 Alquran kepacara baksos kemarin. Telkomsel Terbaek!



Monday 16 May 2016

Cerdas + Integritas = Indonesia Jaya


Siapa yang berani meragukan kepintaran putra-putri Indonesia? Tidak ada. BJ Habibie misalnya, pria yang lahir 25 juni 1936 di parepare, sulawesi selatan Indonesia telah membuat dunia kagum dengan prestasinya di dunia perdirgantaraan. Setelah sukses dengan karirnya di Jerman, dimana ia menjabat menjadi kepala riset dan pembangunan analisis struktur di Hamburg, beliau pun terpanggil untuk kembali ke Indonesia lalu menjabat menjadi menteri riset dan teknologi pada era Soeharto. Semua pesawat yang terbang di Indonesia sekarang adalah buah jasa pak habibie yang terus kita rasakan sampai sekarang.

Selain BJ Habibie, kita mungkin sekarang sedang sangat familiar dengan fenomena GO-JEK. Aplikasi ojek online ini dinilai sebagai solusi yang sangat ampuh ditengah kemacetan jakarta yang nyaris tidak ada obat. Dan pencipta aplikasi GOJEK ini adalah Nadiem Makarim, orang yang tulen berdarah Indonesia. Lahir di Jakarta dan tumbuh besar di Jakarta, Nadiem memutuskan melanjutkan studinya ke Amerika lalu kembali ke Indonesia untuk mengabdi di Indonesia. Fenomena GOJEK Pun menjadi solusi praktis bagi kemacetan di Indonesia yang diapresiasi baik di dalam negeri ataupun di luar negeri.

Tapi apa?

Dari Corruption Preception Index (CPI) saat ini Indonesia menempati peringkat 107 dari 177 negara terbersih sedunia. Tak perlu melihat index pun, setiap harinya kita melihat secara jelas di layar kaca betapa banyaknya para petinggi petinggi di negara kita ini banyak melakukan korupsi. Dan yang lebih ironis lagi mereka semua adalah orang orang dengan tingkat pendidikan yang tinggi. Carut marut negara ini sebenarnya bukan karena masalah pintarnya seseorang atau tidak. Tapi karena satu hal,

Tiadanya integritas.

Integritas pada negara adalah kesatuan antara jiwa dan pikiran dalam sebuah aksi nyata. Terkadang Integritas dikaitkan dengan kejujuran. Ya, kejujuran merupakan sebuah aksi nyata dari kesatuan antara jiwa dan pikiran. Ketika kita dihadapkan oleh percabangan antara kejujuran dan kebohongan, peran jiwa dan pikiran sangatlah penting karena dengan begitu opsi yang akan kita ambil adalah sebuah kejujuran.



Kisah menarik seorang nasionalis dalam hidup ini adalah Bung Hatta. Siapa yang tidak mengenal bung Hatta? Namanya abadi sebagai nama bandara kebanggan Indonesia di cengkareng. Bung Hatta salah seorang founding father negara Indonesia. Beliau sangat pintar tetapi beliau juga tidak pernah melupakan bangsa ini dengan integritasnya kepada bangsa dan negara. Integritasnya pada negara membuat bung hatta menjadi salah satu uncorruptable people  in Indonesia. Cerita yang sangat terkenal pada bung hatta adalah kisah sepatu bally yang tidak sempat ia beli padahal beliau adalah seorang mantan wakil presiden Indonesia. 

Bahkan ketika beliau pension dari kursi wakil presiden Indonesia, beliau sempat tidak mampu untuk membayar listri rumahnya, hal ini terjadi karena integritas beliau kepada bangsa, dan beliau tidak ingin integritasnya itu ternodai karena masalah ekonomi yang menerpa dirinya.

Sosok seperti bung hatta inilah yang kita butuhkan saat ini untuk perkembangan bangsa Indonesia. Dimana cerdas bukanlah factor untuk membangun Indonesia, tetapi juga dengan integritas terhadap bangsa Indonesia sehingga tidak lagi terjadi kasus korupsi atau lainnya yang merugikan bangsa ini 

Semoga kita semua bisa menjadi bung hatta selanjutnya agar bisa mewujudkan rumus "Cerdas+Integritas= Indonesia Jaya"

#bikinkerenindonesia #nuliskreatiftsel.

Monday 29 February 2016

Haru Biru Konser Terakhir Efek Rumah Kaca

Source: @sebelahmata_erk

Di bulan januari lalu efek rumah kaca menggelar konser sinestesia, sebuah konser terindah yang pernah saya saksikan dan dengarkan namun tidak bisa saya hadiri karena tiketnya sold out. Saya hanya bisa menyaksikan keindahan itu melalui youtube sambal berucap kesal di dalam hati. Minggu 28 Februari 2016, bogor hujan sepanjang hari dan saya memutuskan untuk menghabiskan waktu di dalam kamar sembari men-scroll timeline Instagram. Scrolling saya berhenti di sebuah pamflet acara superbad karena disitu akan tampil efek rumah kaca dan polka wars. Namun seperti acara superbad sebelumnya, selalu ada ragu untuk datang karena rundown acara dari jam 8 malam hingga jam 1 pagi, sedangkan besoknya hari senin. Yap, senin sudah jadi momok untuk saya, salah satu dari jutaan kelas menengah ngehe. Rasa ragu untuk datang tiba-tiba sekelebat menghilang ketika melihat postingan Instagram efek rumah kaca yang memperlihatkan Adrian sedang mengikat tali sepatu dan bergegas menuju superbad. 

Rasa ingin datang kembali memuncak ketika melihat kolom comment, yang menyebutkan ini konser terakhir efek rumah kaca mengingat cholil akan menetap lama di amerika. Oke, saat itu juga saya mantap meluncur ke Jaya Pub, sebuah bar iconic di Jakarta. Tiba di Jaya Pub, saya tiba saat polka wars sudah setengah jalan. Walaupun penuh sesak, jayapub kemarin terasa sendu seakan mengiringi kepergian cholil ke amerika. Polka Wars, tampil apik dan memang pantas jika dilabeli salah satu pendatang terbaik di tahun ini bersama dengan kelompok penerbang roket serta sigmun. Ketika Polka Wars turun panggung, mata kami mencuri curi ingin tahu dimana keberadaan cholil cs. Kurang lebih 8 menit setelah polka wars turun panggung, cholil naik panggung sembari menuntun Adrian yang tampil casual malam itu. Spanduk yang bertuliskan “ada ada saja sifat kawan kita” dengan foto cholil ditengah dipasang dan lagu “merah” menjadi pembuka konser  perpisahan itu. Dang!


Album Sinestesia dibabat habis di 1/3 awal konser terkecuali lagu “Kuning”. Shout Shout kencang dialunkan saat lagu “Biru” didendangkan dan rasa merinding selalu saja menghantui ketika lagu “Putih” didendangkan. Oia, di sela sela konser ERK mengkonfirmasi kalau ini merupakan konser terakhir mereka hingga waktu yang tidak bisa ditentukan. Setelah album sinestesia beres, ERK membawakan hits lamanya: “Cinta Melulu”, lagu yang mengenalkan saya pertama kali dengan efek rumah kaca. Setelah itu, lagu favorit saya: “Sebelah Mata” dibawakan, tak pelak rasa haru biru terus menggelayuti karena Adrian turut menyanyi sepenuh hati lagu ciptaannya ini. Tak pelak, barisan choir di jaya pub kembali meraung diiringi hujan besar yang mengguyur Jakarta malam itu.  Lagu “Kau dan Aku menuju ruang hampa” , “Hujan Jangan Marah”, “Mosi tidak percaya” dan “Di Udara” menyusul di belakang. Semangat efek rumah kaca sangat terasa di “mosi tidak percaya” dan “di udara”, saya tidak pernah lupa bagaimana Adrian sangat total dalam bernyanyi malam itu. Konser itu pun ditutup oleh lagu “kuning” yang sebenarnya sempat dilanjut oleh lagu “Melankolia” itupun setelah penonton berteriak “We Want More! We Want More!”

Tak terasa itu adalah konser terakhir efek rumah kaca dan kita tak akan pernah tahu kapan akan melihat trio pop minimalis ini kembali naik panggung. Overall malam itu benar benar malam yang perpisahan pas, minimalis, hangat namun tetap bergelora. Selamat jalan efek rumah kaca, band pop Indonesia terbaik yang pernah saya dengar. Menyamakan efek rumah kaca dengan radiohead dan mew adalah sebuah kesalahan besar karena efek rumah kaca lebih dari itu. Saya sangat salut karena efek rumah kaca giat menciptakan pasar sendiri di dalam dunia music Indonesia dan kisah romantis yang harmonis diantara trio itu melengkapi kesempurnaan efek rumah kaca. Pesan saya untuk mas cholil: Jangan lupa pulang mas, pasar pasar yang sudah diciptakan efek rumah kaca akan selalu rindu untuk dibakar energinya. 


Source: @cholil

Sampai jumpa di waktu yang entah kapan, ERK! Pasar bisa diciptakan! Tetap berelegi!