"Segala keterbatasan di tengah era pandemi ini jangan sampai menjadi alasan untuk kita tidak berbuat lebih"
sumber gambar: unsplash.com |
Era pandemi memaksa kita untuk
segera beradaptasi.
Arahan
pemerintah untuk menerapkan physical
distancing demi mencegah penyebaran wabah COVID-19 ini membuat kegiatan keseharian masyarakat berubah
total. Para pelajar yang biasa melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah
sekarang harus mencoba membiasakan diri untuk belajar dari rumah dan para
pekerja kantoran yang biasa sehari-hari berjibaku pulang pergi ke kantor harus
mencoba berdapatasi dengan sistem kerja dari rumah atau yang lebih dikenal
dengan istilah work from home (WFH). Perubahan tersebut juga sangat berdampak
terhadap keseharian saya sebagai pekerja kantoran yang dipaksa harus beradaptasi
dengan adanya arahan untuk melakukan WFH. Tidak hanya itu, perubahan tersebut juga
membuat rutinitas saya sebagai kepala keluarga maupun sebagai makhluk sosial juga
berubah.
Sebagai
kepala keluarga, dengan adanya kebijakan WFH ini membuat intensitas saya bertemu
dengan anak dan istri saya menjadi lebih sering dan secara langsung saya harus
ikut membantu istri untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga terlebih anak saya
sedang manja-manjanya di periode usia 18 bulan – 24 bulan ini. Sementara itu, sebagai
makhluk sosial saya biasanya menghabiskan waktu senggang saya untuk “nongkrong”
di kedai kopi terdekat bersama teman-teman dan terkadang kami biasa membuat project “seru-seruan” yang bisa
bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Namun dengan adanya physical distancing ini membuat waktu nongkrong hanya bisa dilakukan
secara virtual dan project “seru-seruan” itu menjadi terbatas. Tapi tenang, selalu ingat bahwa keterbatasan jangan sampai menjadi
alasan untuk kita tidak berbuat lebih.
sumber: unsplash.com |
Produktivitas dan Inovasi adalah kunci kebahagiaan hakiki.
Awal-awal
diterapkannya physical distancing
maupun WFH, saya cukup bisa menikmatinya terutama karena saya bisa berkumpul
lebih sering dengan keluarga saya. Selain itu saya tidak perlu repot-repot
bangun pagi lebih awal, memanaskan mobil dan menyetrika baju untuk segera
berangkat ke kantor, saya hanya cukup cuci muka dan membuka laptop. Seiring berjalannya
waktu, pelan-pelan saya kemudian merasa sangat suntuk dan bosan dimana rasa
suntuk dan bosan tersebut membuat saya menjalani hari-hari dengan kurang bergairah
yang pada akhirnya membuat saya jadi tidak produktif. Seketika
itu saya sadar bahwa saya harus segera melakukan hal-hal inovatif untuk mengatasi
rasa bosan tersebut agar saya bisa kembali menjadi manusia yang produktif.
Buat saya
pribadi, produktivitas dan kebahagiaan adalah dua hal yang saling berkaitan
dimana ketika saya merasa produktif di hari tersebut otomatis saya akan
langsung merasa bahagia di hari itu juga. Atas dasar hal tersebut, saya mau
tidak mau harus berinovasi agar saya bisa terus produktif yang berujung kepada terus terpeliharnya kebahagiaan hidup saya ditengah berlangsungnya wabah pandemi ini. Singkatnya, saya membagi inovasi saya kedalam 3 (tiga) transmisi
yakni inovasi saya sebagai kepala keluarga, inovasi saya sebagai pekerja
kantoran maupun inovasi saya sebagai makhluk sosial.
Transmisi
Pertama: Inovasi di lingkup keluarga kecil mampu turut membantu mengendalikan
inflasi.
Di lingkup
keluarga, saya berusaha mencoba membuat suasana rumah menjadi menyenangkan dan
senyaman mungkin. Beberapa inovasi yang saya lakukan adalah membagi pekerjaan
rumah tangga dengan istri saya karena saya tahu bahwa istri juga pasti bosan
mengurus anak seharian dan butuh waktu rehat sejenak. Kami menyepakati bahwa
tugas saya di rumah adalah menjemur, mencuci piring dan mengajak anak saya main
ketika istri saya ingin istirahat. Tugas itu saya coba lakukan dengan baik dan
tuntas. Adapun tugas yang paling saya suka adalah ketika mendapat giliran
menjemur karena itu merupakan momen saya mengobrol santai dengan anak saya
sambil melihat langit Samarinda yang cerah. Saya percaya jika pembagian tugas rumah tangga dilakukan
antara suami dan istri akan membuat
kebahagiaan keluarga meningkat karena tugas tersebut bisa lebih cepat
selesai dilaksanakan.
Selain pembagian
tugas rumah tangga, saya juga membuat project
baru yang bisa dikerjakan bersama-sama dengan istri dan juga anak yakni
bercocok tanam. Menurut saya pribadi, bercocok tanam adalah sebuah seni untuk
menikmati proses dan melatih diri kita untuk konsisten karena mau tidak mau
kita setiap hari menyiram atau memupuk dengan sesuai kadarnya agar tanamannya
bisa tumbuh subur. Syukur alhamdulillah, istri dan anak saya sangat bersemangat
dalam menjalankan program menanam tersebut.
Kami menanam tanaman pangan yang bisa digunakan untuk kebutuhan memasak
sehari-hari seperti cabai, bawang, kangkung, dan lainnya. Hal tersebut juga
berjalan beriringan dengan inovasi Kantor Perwakilan BI Kaltim yakni program SINERGI (Aksi Nyata Kurangi
Inflasi) dimana program tersebut menyerukan kepada masyarakat Kaltim untuk
menanam cabai di rumahnya masing-masing melalui program pelatihan menanam cabai
dan pemberian bibit cabai.
Transmisi
Kedua: Asesmen ekonomi secara virtual yang bisa turut mampu mensolusikan
permasalahan UMKM.
Di lingkup kantor,
saya selaku asisten analis di Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans (FAES) sudah
pasti sehari-harinya berkutat dengan analisis data-data dan diskusi dengan pemangku
kebijakan lainnya di Provinsi Kaltim. Adanya kebijakan WFH ini mewajibkan saya untuk
beradaptasi dengan melakukan rapat virtual dengan para stakeholders terkait dimana
sebelumnya rapat tersebut biasanya dilakukan dengan tatap muka secara langsung.
Syukur alhamdulillah walaupun tidak bisa
bertatap muka secara langsung, saya bersama stakeholders terkait selalu rutin
melakukan rapat virtual baik
mengenai rapat pengendalian inflasi daerah, penanganan COVID-19 di Kaltim
hingga Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) Provinsi Kaltim yang
dilakukan bersama Pemprov Kaltim dan Pemerintah Pusat.
sumber: https://minishop.id/ |
Namun saya merasa masih perlu ada inovasi di pekerjaan saya yang kiranya bisa membantu masyarakat secara langsung terutama kepada mereka yang terdampak COVID-19. Atas dasar hal tersebut saya berinisiatif melakukan survei virtual kepada 384 UMKM Binaan KPw BI Kaltim dimana berdasarkan hasil survei didapatkan bahwa 90,10% responden survei UMKM mengalami penurunan penjualan akibat adanya physical distancing di tengah wabah COVID-19 ini sehingga membuat pelanggan tidak berani untuk berkunjung ke toko. Selain itu dari hasil asesmen survei tersebut juga didapatkan bahwa salah satu solusi untuk meminimalisir penurunan penjualan tersebut adalah melakukan penjualan online. Berlandaskan hasil asesmen tersebut, Fungsi Pelaksanaan dan Pengembangan UMKM (FPPU) BI Kaltim menginisiasi untuk mengembangkan platform online agar teman-teman UMKM binaan bisa tetap berjualan yakni melalui https://minishop.id/. Platform online tersebut telah dirasakan mampu untuk meningkatan penjualan di tengah pandemi COVID-19 karena masyarakat bisa lebih merasa nyaman dan aman untuk berbelanja.
Transmisi
Ketiga: Adaptasi teknologi untuk menyebarkan ilmu yang bermanfaat kepada
masyarakat luas.
sumber: Instagram @therifkimaul |
Terakhir di lingkup
sebagai makhluk sosial, saya mulai membiasakan diri untuk melakukan nongkrong
virtual bersama teman-teman saya melalui aplikasi conference meeting. Pada awalnya nongkrong visual terasa seru
hingga pada titik dimana kami merasa jenuh dan akhirnya saya mencoba menginisiasi
melakukan “project seru-seruan” bersama teman-teman saya secara virtual.
Pertama, project kita adalah project seru-seruan membuat video ucapan selamat
datang bulan ramadhan secara virtual dengan tren yang sedang hype saat ini yakni #PassTheBrushChallenge namun perbedaannya adalah yang kita lempar adalah
sarung. Ketika video ini diluncurkan
ternyata mampu membuat suasana positif dan kebahagiaan di benak kita
masing-masing.
sumber: Youtube : Rifki Maulana |
Namun itu
tidak cukup, kami merasa hal tersebut belum ada dampak positif langsung kepada masyarakat
oleh karenanya kami mencoba melakukan project seru-seruan lainnya yakni gerakan
#BelajarDiRumahAja. Gerakan ini adalah sharing segala ilmu pengetahuan apapun
yang bermanfaat kepada masyarakat melalui media digital secara gratis. Salah satu contoh materi yang saya buat
adalah video tutorial microsoft excel sederhana yang bermanfaat untuk mereka
yang belum pernah mendapatkan pelatihan softskill
tersebut sebelumnya. Kita tahu bersama bahwa masih banyak sekali masyarakat
yang minim memiliki softskill karena
terbatasnya akses. Selain itu, di era pandemi ini kami berharap sharing pengetahuan tersebut mampu
membuat masyarakat bisa lebih betah dalam menjalankan kegiatan #DiRumahAja dan
juga lebih bermanfaat karena kami yakin bahwa sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu yang dibagikan.
Pada
akhirnya, di tengah WFH ini saya harus terus mengucap syukur karena masih bisa produktif,
bekerja dengan baik, dan terus menciptakan inovasi yang bermanfaat serta sejalan
dengan pesan utama kebijakan Bank Indonesia yakni Dedikasi untuk Negeri.