Source: @Thesigit |
Mungkin
agak sedikit telat untuk menulis review konser yang berlangsung 26 sepetember
2013, tapi tidak ada salahnya menulis telat daripada tidak menulis sama sekali.
26 september 2013 mungkin akan dikenang sebagai naik hajinya para insurgent
army, karena selain itu konser tunggal untuk launching album detourn the
sigit, pada hari itu juga adalah hari jadi 10 tahun band tersebut berkarir,
saya yakin the sigit sudah cukup layak diberikan predikat legenda hidup musik
indie Indonesia.
Kalau
saya boleh bilang konser ini adalah konser dengan pelayanan dan publikasi terbaik di
kelasnya. Banner, pamflet dan teaser sudah disebarkan jauh jauh hari, ibaratkan
teroris kelas atas, konser ini sudah menyebarkan teror dari jauh jauh hari agar
semua yang melihat merasa terteror dan datang ke konser ini. Saya pun terteror
dari agustus. Selain itu informasi dan fasilitas yang disediakan untuk konsumen
benar benar membantu, dari mulai info hotel dekat venue, angkutan umum apa yang
bisa digunakan untuk sampai venue, sampai ada jasa untuk penyewaan bus dari
domisili masing masing. Konsumen adalah raja, mungkin itu prinsip yang dipakai
oleh promotor dari event ini. Salut.
Source: Private Collection |
Tiba
juga hari dimana saya akan melunasi teror hebat yang telah diberikan. Hari
sabtu 26 september 2013, seperti pada
biasanya bandung penuh sesak. Ini sudah sangat biasa. Yang tidak biasa adalah
ada segerombolan orang menuju the venue eldorado, dimana banyak orang yang
berniat untuk memabrurkan status insurgent armynya. Saya termasuk di kebanyakan
orang tersebut, saya dan ketiga kawan saya bermaksud untuk bernostalgia
menyanyikan lagu lagu the sigit dari zaman Did I Ask Your Opinion sampai Ring
of Fire. Berangkat dari bogor, kami pun amnesia kalau 2 hari setelahnya kami
ada ujian tengah semester.
Source: Private Collection |
Jam
Setengah 7 malam saya sampai venue eldorado, benar saja tempat itu sudah
dipenuhi oleh banyak orang. Antrian tiket pun sudah menyerupai antrian semut
diantara kue kue yang jatuh. Untungnya, antrian untuk masuk gate cukup lancar.
Sebelum benar benar menyaksikan the sigit, setelah melewati gate pertama kami
dipersilahkan untuk pemanasan terlebih dahulu di area tunggu. Area tunggu ini
benar benar surga untuk mereka yang ingin berfoto foto karena banyak photobooth
dan juga manekin the sigit atau ingin mencharge segala macam gadget yang
sebenarnya bisa mengurangi kenikmatan menonton konser jika terus dipergunakan
walaupun artis sedang pentas. Di sini juga ada merch-merch asli dari the sigit
yang sayang untuk dilewatkan.
Waktunya
pun tiba, kami sudah boleh masuk ke tempat 4 pemuda bandung merayakan ulang
tahun ke 10 nya. Tidak ada MC, dan saya kira saya masuk bioskop itu kesan
pertama yang saya dapatkan setelah mendengar suara announcer yang mengagetkan
beberapa penonton. Ekslusif. Big screen
si ‘have you seen him’ diberikan untuk mendukung nuansa misterius sembari
menunggu the sigit untuk tampil. Tak ada gading yang tak retak, karena beberapa
hal teknis yang saya kurang mengerti, jeda untuk menunggu the sigit tampil agak
cukup lama. Penonton pun banyak mengeluhkan hal yang sama, tapi ini tidak
menyurutkan mereka untuk berteriak ‘The sigit.. The sigit.. The sigit!”
Source: @thesigit |
Doa
mereka pun terjawab, Lagu Detourne pun dijadikan lagu pembuka. Dengan memakai jubah, semua personil the
sigit tampil misterius. Rekti pun memberikan gimmick gimmick yang tidak akan
saya lupakan, di tangan rekti diluksikan dua buah mata yang disebut ‘Hand of
fatima’. Gambar mata ini pasti sering disalah artikan sebagai iluminati, saya
heran mungkin sudah banyak diantara kita yang otaknya iluminatisentris. Rekti menjulurkan hand of fathImanya dan
seolah memberkahi para penonton untuk dijauhkan dari hal hal yang jahat. Boleh dibilang detourne sukses menjadi
pembuka mega konser ini. Jujur ada 3 lagu yang saya sangat tunggu untuk ditampilkan
live, detourne salah satunya.
source: Private Collection |
Sukses
detourne diikuti oleh lagu lagu terdahulunya ‘Horse’ dan ‘let it go’ menyajikan
choir dadakan dari para penonton. Saya sedikit gusar, karena hingga lagu let it
go, gitar rekti tidak terdengar begitu jelas di tempat saya berdiri, di sisi
kiri. Tapi kegusaran itu bisa ditutupi
dengan mantap oleh sound gitar dari farri.
Setelah black summer dimainkan, tibalah lagu red summer, lagu yang masuk
dari 3 lagu yang saya inginkan malam itu. Mungkin di red summer,bisa dibilang
saya mencapai tingkat klimaks dan akhirnya orgasme. Andai suara gitar rekti
lebih jelas, tingkat klimaksnya pun akan lebih tinggi dan saya orgasme 3 kali
lipat.
Tata
cahaya di konser dan segala macam visual dalam konser ini perlu diberikan
acungan jempol, di lagu no hook dan conundrum kualitas visua mereka menunjukan
kelas nomor satu. Aliran darah seperti dilambatkan secara sengaja oleh farri.
Source: @thesigit |
Gate of 15th , Tired Eyes dan
Ring Of Fire adalah iring iringan lagu selanjutnya yang tetap bisa menjaga hype
para penonton. Lalu ada ‘am feeling’, yang dibawakan sangat ngeri oleh the
sigit dan juga para choir , yang tingkat kengeriannya lebih dari conjuring. Nah
tibalah lagu ketiga yang saya tunggu, Owl and Wolf. Benar saja, sisi feminisme
para lelaki disini keluar, mereka semua bernyanyi dan merasakan kegalauan yang
dialami serigala dan burung hantu, yang dikemas akustik dengan menyisakan rekti
dengan gitarnya yang berkolaborasi dengan Marsella Safhira Farhat.
Sesudah
owl and wolf terbitlah ‘midnight mosque song’ yang mengingatkan kita untuk
solat malam. Jeda sejenak ada sebuah percakapan singkat antara rekti dengan
penonton, dan memberitahu kalau ini konser mereka yang ke 10 tahun, ucapan
terimakasih kepada keluarga dan ucapan rekti yang sangat memorable adalah ‘
Nanti konser ini saya akan terus ingat dan ceritakan kepada cucu saya, dimana
nanti anak saya akan saya beri nama sam, dan cucunya adalah son of sam '.
Son of sam pun sontak saja langsung disambut meriah oleh tepuk tangan penonton. Cognition, up and down dan provocateur melanjutkan choir choir penonton yang tidak kenal lelah. Black amplifier, yang merupakan hymne para insurgent army pun dimainkan, body surfing merupakan hal yang sangat wajar. Semua sudah sangat larut dalam euforia konser ini. Let the right one in dimainkan sekaligus menandai konser ini telah berakhir. Ternyata penutupna hanya sebuah halusinasi, the sigit kembali naik panggung dan membawakan tembang tembang nostalgia dari album terdahulu. Clovedoper, the party dan money making sukses menjadi trisula maut untuk mengenang konser 10 tahun the sigit ini.
Overall konser ini bisa dibilang sukses. Distorsi yang memanjakan telinga, gimmick gimmick yang membuat kontroversi, choir dan semua instrumen yang ada hingga tata lampu yang menyajikan permainan visual yang memanjakan mata seolah menjadi bukti tegas bahwa THE SIGIT adalah band yang sudah layak kita berikan status sebagai salah satu band terbesar di Indonesia. Dibalik semua kekurangan yang ada, konser ini layak dinyatakan berhasil memabrurkan saya, para insurgent army, dan para pecinta konser di tanah air kita, di tanah ring of fire.
Source: The sigit |
Overall konser ini bisa dibilang sukses. Distorsi yang memanjakan telinga, gimmick gimmick yang membuat kontroversi, choir dan semua instrumen yang ada hingga tata lampu yang menyajikan permainan visual yang memanjakan mata seolah menjadi bukti tegas bahwa THE SIGIT adalah band yang sudah layak kita berikan status sebagai salah satu band terbesar di Indonesia. Dibalik semua kekurangan yang ada, konser ini layak dinyatakan berhasil memabrurkan saya, para insurgent army, dan para pecinta konser di tanah air kita, di tanah ring of fire.