indomietelorkeju

indomietelorkeju
Hidup yang dimenangkan adalah hidup yang dipertaruhkan

Total Pageviews

Monday 12 August 2013

Le me think



Mari sekarang kita bicarakan tentang hidup. Sedikit serius. Hidup adalah proses ketiadaan menuju ada dan kembali keketiadaan. Benar kan? Kita bahkan tidak pernah ingat bagaimana kita pertama kali ada di dunia, ya sama aja kalau lagi mimpi, kita engga akan pernah inget kapan kita pertama kali bermimpi. Pernah saya coba iseng pengen 'sadar' saat pertama kali mimpi, tapi ya engga pernah 'inget'. Mungkin kita baru inget setelah proses menuju balita, saat kita menyusui pun tidak ingat. Iya kan?

Dan setelah itupun kita cuma mengingat beberapa momen yang kita anggap berkesan dan memang layak untuk diingat. Terlebih untuk pelupa seperti saya, ingatan seperti asesoris saja, saya juga tidak tahu kriteria bagaimanakah yang akan menempel terus di otak saya. Kejadian unik mungkin yang paling sering menempel, bukan kejadian berkesan. Setelah dewasa pun, ujungnya ya kematian.


Jelas kan polanya? Tidak ada-ada-Tidak ada. Mungkin dalam rasional dan logika teori itu bisa diterima. Atau mungkin polanya Tidak ada-ada-abadi? apa sebelum kita lahir kita sudah ada? jadi polanya ada-ada(Semu)-ada(abadi). Terserah lah menyimpulkan seperti apa. Setiap orang punya kebebasan. Bahkan binatang buas pun dibiarkan hidup dan berbicara oleh tuhan. Bahkan iblis pun diberi kebebasan abadi sampai nanti kiamat oleh tuhan.

Terus kalau tujuannya memang ketiadaan?dari tidak ada menjadi ada ke tidak ada, lalu buat apa kita menjadi ada? Mungkin pertanyaannya sama seperti pertanyaan kedua orang kekasih, yang sedang pacaran, dan si wanita bertanya, buat apa kita pacaran dari temenan pacaran terus kalau putus lagi untuk apa? Konsepnya kan- Stranger- Couple- Stranger (kalau putus). Mungkin kalau lanjut nikah dan mati pun jadi stranger juga kan? Sendiri sendiri? Nahloh......

Saya sempat amnesia sesaat. Mungkin ya. Ini hanya mungkin saja. Tuhan memberikan kita kesempatan kepada kita untuk melakukan pit stop. Atau mencari bekal lebih tepatnya. Bekal menuju keabadian maybe?
Atau melakukan penilaian, ditempat manakah kita akan ditempatkan nantinya. Dan karena kita diciptakan tidak sendiri, mungkin kita disuruh untuk mengharmonisasikan satu dengan yang lain. Sama seperti bermain gitar. Dari 6 senar dan 7 nada, tidak semua fret gitar ditekan kan untuk membuat lagu yang indah? dan lagu indah tidak terdiri dari satu nada kan?



Tapi teori ini tapi hanya untuk mereka yang percaya tentang ada kehidupan setelah mati. Kalau yang menjunjung tinggi tidak ada kehidupan lagi? Dia akan terus mengeruk semua kesempatan dan kebahagiaan yang ada di dunia.

Lebih bingungnya lagi. Kita semua heterogen. Dan banyak paradoks paradoks di dunia yang memusingkan. Semua orang mempunyai penalarannya sendiri sendiri. Oleh karena itu saya selalu bahagia melihat mereka yang bisa bersama sampai mati, dengan pemikiran yang berbeda, berbahagia dalam perbedaan dalam satu kesamaan.

Postingan ini tidak lebih adalah postingan semata jangan terlalu di anggap serius. Tujuan saya hidup sih, mencari kebahagiaan. Kebahagiaan saya juga relatif syaratnya, berubah ubah dan tidak stagnan.. Yang penting tidak merusak kebahagiaan orang lain. (sebisa mungkin) karena bisa saja ada kebahagiaan orang, dimana kebahagiaan orang itu adalah merusak kebahagiaan orang lain. Iya kan?

Bahagia bisa dimana saja. Anjing mungkin bahagia berkumpul dengan kucing. Atau raja bahagia berkumpul dengan para pekerja. Orang yang susah tidur pasti bahagia ketika tidur. Orang yang susah buang air besar akan sangat bahagia jika bisa buang air besar. Padahal bisa saja untuk anda buang air besar biasa saja, atau malah mengganggu kan?

Dan hidup itu tidak lebih untuk belajar, mungkin. Kesalahan itu pasti adanya, dan tuhan maha pemaaf. Saya suka kata kata ariel yang "Dan penilaian tuhan sebenarnya dimulai ketika mencoba memperbaiki kesalahan tersebut atau tidak".

Tidak ada namanya dosa masa lalu untuk saya, yang ada kesalahan masa lalu. Dengan catatan kita bisa belajar dari kesalahan tersebut. Seperti stereotype 'mantan maling' lebih enak didengar daripada 'mantan ustad'. Iya kan?

Saya suka quotes saya yang tadi btw. Bahkan binatang buas pun diberi kesempatan hidup oleh tuhan.

No comments:

Post a Comment