“Jika ditanya saya ingin menjadi apa, saya memilih
untuk menjadi senja, senja adalah sesuatu yang
sengaja ditunggu bahkan diburu oleh banyak orang ketika berada di alam.
Senja, disadari atau tidak, menemani
kita pulang dari kerasnya siang. Senja, adalah sebuah bentuk introspeksi,
introspeksi dari lelahnya pagi dan
siang, sebuah introspeksi untuk menghadapi fase yang penuh sunyi dan misteri,
yang dinamakan malam” Itu adalah
sepotong quotes dari Muhamad Rifki Maulana yang 'sedang dirasuki kahlil gibran
dan nietzsche' di Blog pribadinya.
Pria ini kelahiran,
Senin 27 juli 1992, Dilahirkan saat petang menuju malam. Entah kebetulan
atau tidak, saya sangat menyukai senja
sama dengan halnya waktu kelahiran saya
beberapa menit sebelum adzan magrib
dikumandangkan. Kalau Bung karno dilahirkan ketika pagi kemudian beliau
dinamakan putra sang fajar, maka saya
pun menasbihkan diri saya sebagai putra sang senja. Tidak apa apa kan agak
narsis sedikit? Hehe.
Ngomong ngomong tentang fajar dan senja, apa sih hal yang
mengkomplementari mereka? Ya, benar
mereka berdua identik dengan gunung dan pantai. Gunung mempunyai
pasangan bernama fajar atau sunrise. Sedangkan senja atau sunset berkawan
dengan namanya pantai. Keduanya diburu oleh para pelancong atau bagi para
penikmat keindahan alam agar wisatanya tidak terasa sia sia. Dan saya bangga
dengan Indonesia, Karena Indonesia menyediakan pilihan yang sangat banyak
untuk menikmati gunung atau pantai. Siapa yang tak kenal dengan semeru, bahkan
konon kabarnya setelah meledaknya film yang menceritakan tentang lima orang
yang mendaki semeru, banyak orang yang ingin mendaki gunung. Memang benar film
adalah penyampaian pesan paling efektif dan menghibur hehe.
Bali? Sebutkan apa
yang terpikir setelah saya sebut bali? Pasti pantai terpikir oleh kalian
setelah saya sebut kata bali. Memang tidak bisa dipungkiri bali adalah salah
satu pulau yang bisa dibanggakan di mata dunia, bahkan banyak turis yang
mengira bali dan Indonesia adalah kesatuan yang berbeda. Selain bali, ada
bunakken, ada lombok, ada daerah wonosari di Jogjakarta, dan ada banyak lagi
yang tentu akan membuat jari saya pegal jika harus melist satu persatu jumlah
pantai di Indonesia. Bahkan hadiah dari blog competition beswan djarum pun
adalah pantai.
Indonesia adalah negara maritim, tidak aneh jika pantai di
Indonesia sangatlah banyak. . Karena saya sangat menyukai senja, dan
beruntungnya saya karena tinggal di Indonesia, saya akan menceritakan sedikit
tentang perjalanan saya ke pantai yang mungkin jarang didengar oleh khalayak
ramai, pantai sawarna. Saya kesana sampai dua kali karena saya tidak mengenal
kata bosan untuk pantai satu ini. Letaknya di daerah bayah, lebak, Banten.
Alasan saya kesana,awalnya, karena saya tinggal di bogor dan ingin menikmati
pantai yang ‘asri’ tapi tidak terlalu jauh dari bogor. Yang saya sangat suka
dari pantai ini, pantai ini terisolir dari kendaraan roda empat, karena untuk
memasuki pantai ini harus melewati jembatan gantung dan mobil tidak mungkin
masuk kesana, kecuali mobil-mobilan
Awalnya saya kira sawarna adalah sebuah nama pantai,
ternyata tidak, ini adalah nama sebuah daerah atau kampung, Pantainya ada
berbagi jenis, tidak hanya pantai, sawarna menawarkan beberapa keindahan
alamnya lainnya, seperti goa, padang rumput dan bukit. Bisa dibilang saya mendapat paket buy one get
three kesini.
Pantai yang saya datangi sudah pasti adalah pantai tanjung
layar dimana letak pantai ini yang terdekat dari jembatan gantung. Disini
banyak bule-bule berselancar, karena ombaknya yang lumayan tinggi disini. Dan
disini ada simbol yang sangat lekat dengan sawarna yaitu dua karang besar yang
berdampingan seperti layar kapal. Tidak cukup dengan tanjung layar, ternyata
masih ada goa lalay. Goa lalay
menawarkan petualangan goa yang cukup menarik. Bagi yang berminat caving di goa
ini sangat direkomendasikan. Karena kita masuk ke goa yang dialiri air cukup besar dengan cahaya minim dan banyak
stalaktit diatasnya. Menantang? Jelas, karena arus air ke goa ini yang cukup
deras, butuh guide untuk menemani kedalam. Anda akan merasakan sensasi national
georgraphic disini. Haha.
Saya diberitahu tukang nasi goreng, kalau disini ada pantai
rahasia, namanya legon pari atau laguna pari namanya. Pantai itu bisa dibilang
tempat yang sangat jarang ada manusia, bahkan perlu perjalanan melewati bukit
dan melipir karang karang pantai kesana. Bahkan listrik pun belum masuk kesana,
bisa dibayangkan betapa maturalnya tempat itu. Setelah mencoba menjadi
petualang dadakan, akhirnya saya
menemukan tempat ini. Saya merasa bahwa pulau ini hanya untuk saya dan kawan
kawan
ini gila, karena pantai ini sangat sedikit
penghuni, bahkan listrik pun tidak sampai kesini. Airnya pun seasin, sup yang
dibuat oleh janda yang ingin nikah lagi. Yang lebih ajaib lagi, saya menemukan
ada segerombolan kerbau tanpa sang penggembala. Mungkin mereka tipe hewan
seperti yang ada di narnia .Sore yang saya tunggu, senjalah yang saya sangat
tunggu, benar saja. Senja disini sangatlah utuh, tapi dengan asumsi kalau
harinya cerah. Karena pada perjalanan kedua saya, kami sial, karena sore hujan
cukup deras. Senjanya benar benar hangat, kombinasi yang sangat pas dengan
ombak yang pelan pelan ditarik ke samudera.Lalu saya sadar ternyata bahagia di
Indonesia ternyata sederhana, datanglah ke pantai ketika cerah, bersama teman
lalu tontoni matahari sampai kembali ke tempat perisrirahatannya cukup membuat
saya bahagia di hari itu.
Akhirnya ada sesuatu yang bisa saya banggakan dari negeri
saya ini. Mungkin selama ini saya atau kita kurang bersyukur karena terus
mengutuk negeri ini, tanpa kita mau mencari setitik keindahan di negeri ini.
Kita terus mengeluh atas ketidaknyamanan kota, padahal keindahan keindahan
seperti ini adalah obat penenang dari semua polutan yang hilir mudik di kota
kota. Kita semua harus jujur kalau Indonesia
adalah negeri yang sangat beruntung, karena banyak keindahan tuhan yang
terselip disini. Tidak heran orang orang menyebut indonesia adalah atlantis
yang hilang. Saya sendiri akan mejadi pemburu, pemburu senja di tanah
Indonesia.
No comments:
Post a Comment