indomietelorkeju

indomietelorkeju
Hidup yang dimenangkan adalah hidup yang dipertaruhkan

Total Pageviews

Saturday, 8 February 2014

Tempat duduk commuter line hanya untuk wanita dan yang pura-pura tidur


sumber gambar: tempo.co

"Ngalah dong sama cewe, mas?" "Mas berdiri dong, kan cowok?" itu kalimat teguran yang cukup saya sering dengar yang dilontarkan ibu-ibu ke pemuda atau pria separuh baya, yang sedang duduk di commuter line. Lucunya, kalimat teguran itu sering dilantunkan bukan di gerbong wanita dan juga kalimat teguran itu biasanya dilontarkan oleh ibu-ibu yang masih gagah perkasa dan pemberani yang baru masuk kereta. Sementara nanti ibu-ibu pemberani ini duduk, ada di sebelah lainnya ibu ibu yang mukanya pucat tapi kurang pemberani dan sudah menunggu tempat duduk dari stasiun awal untuk duduk, hanya bisa kuyu memegang pegangan kereta berharap kereta cepat sampai.

Saya termasuk pengguna commuter line yang setia, saking setianya saya sempat beberapa kali melakukan riset tentang commuterline ini untuk tugas. Kejadian kejadian diatas tadi, kejadian yang sangat lumrah apalagi di peak hour, dimana kondisi kereta memang sangat berdesakan. Wanita yang mempunyai gerbong sendiri, datang menginvasi gerbong biasa dan mencari tempat duduk kosong yang presentasenya tingkat keberadaannya satu banding seribu. Mereka berasumsi, lelaki jantan pasti mengalah dan memberikan tempat duduknya dengan sukarela demi sesuatu yang dinamakan 'Kejantanan'. Jadi jangan heran, jika ada perempuan yang mendekati tempat duduk anda, bahkan sampai mencolek, itu bukan berarti dia menyukai anda karena anda tampan, dia akan menyukai anda kalau anda berdiri dan mempersilahkan dia untuk duduk.

Jangan salah, ternyata pria pria ini bukan masokis yang selalu bersedia memberikan setiap tempat duduknya kepada wanita, sekaligus juga pria ini tidak mau kehilangan citranya sebagai makhluk yang jantan. Alangkah cerdiknya, pria pria ini melakukan trik yang lebih hebat dari mentalis, pura-pura tidur. Entah tren ini siapa yang memulai, harusnya ia mendapatkan nobel atas karyanya ini, karena terbukti dengan trik pura-pura tidur, tempat duduk anda aman sampai stasiun tujuan. Terlepas yang tidur sungguhan, tapi mereka yang pura-pura tidur itu lebih banyak karena saya pun bersama kolega kereta kadang melakukan hal yang sama. Para wanita pun diserang sisi feminisnya, dimana para wanita yang lembut ini tidak tega membangunkan para pria pria yang berusaha untuk mengasuransikan tempat duduknya dengan pura-pura tidur.


Ini adalah kejadian lucu kaum kaum urban, baik secara denotatif ataupun konotatif. Lucu, karena pertandingan antar gender masih terjadi di media sederhana yang bernama gerbong kereta. Lucu, karena wanita kadang merasa pria pria ini selalu kuat, pria pria ini tidak ada yang sedang kelelahan dari tempat kerjanya, wanita selalu lemah dan butuh duduk, pria pria ini tidak boleh sakit atau apapun itu yang membutuhkan duduk. Lucu, karena banyak lelaki yang sebenarnya kuat tidak mau mengalah kepada wanita yang memang sedang membutuhkan tempat duduk, ibu-ibu hamil, atau ibu-ibu yang sedang membawa anaknya. Mereka hanya fokus dalam mimpinya yang didapat dari 'pura-pura tidur'.

Tidak perlu menyalahkan siapa-siapa, lakukan saja yang menurut kata hati itu adalah benar. Percuma sebagus apapun sistem yang kita lakukan, kalau melanggar itu adiktif di masyarakat sekarang. Ini hanya sederhana, hanya masalah moral. Masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh rumus phytagoras ataupun integral bertingkat, hanya dengan berempati masalah ini bisa selesai. Bagi para wanita, jikalau merasa diri masih kuat untuk berdiri dan memang tidak ada yang mau memberikan duduk, sabarlah, anggap saja pria pria itu baru selesai membangun candi. Tak perlu dimarahi dan dipermalukan di hadapan penumpang lainnya. Bagi para pria, jikalau merasa diri kuat, tawarkanlah wanita untuk duduk, karena pada hakikatnya wanita memang lebih ringkih dari pria. Lumayan hitung hitung olahraga, daripada anda terus pura-pura tidur lalu banyak wanita yang menyumpahi anda.

Sejauh pengamatan saya pribadi, wanita yang pura-pura tidur adalah makhluk terkuat di tempat duduk commuterline. Tempat duduknya sakral nan abadi.

7 comments:

  1. Saya laki-laki (jgn tertipu nick saya hihihi), tidak setuju dg saran utk memberi wanita duduk. meskipun saya kuat (apalagi kalau lg sakit atau terlalu cape), saya tetap tidak mau meberi duduk wanita yang sehat, apalagi remaja putri atau mahasiswi (kecuali hamil atau cacat lho). Hal ini karena saya melihat sendiri bagaimana wanita2 muda jadi terlalu manja, seperti cerita kakak ipar saya yang lagi hamil, waktu yg duduk perempuan, malah beliau kesulitan dapet duduk, sampe harus ngemis2 ke mbak2 yg menempati kursi prioritas. Selain itu (karena saya selalu menyeberang rel setiap brgkt kerja) saya sering melihat space berdiri di gerbong khusus wanita mubazir (sedangkan gerbong lain terlalu padat). Jadi dalam berbuat baik tidak seharusnya hanya melihat gender, tetapi kemaslahatan bagi SELURUH (bukan gender tertentu saja) masyarakat. meskipun kuat tapi kalau orang harus didisiplin (seperti perempuan2 egois tersebut) ya jangan diikuti kemauannya. Tentu saja kalau ibu hamil (hamil bukan centil :) ), gendong bayi (bukan blackberry hehe), lansia, dan orang cacat/sakit berat, harus tetap diutamakan duduk. Kalau kita kuat (apalagi dekat) boleh lah memberi (saat tidak ada penupang pdioritas berdiri) kepada yang lebih tua atau terlalu cape atau yang jauh. Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. setuju. karena banyak wanita yang menginvasi gerbong biasa, padahal gerbong wanitanya kosong. pria juga harus diemansipasi haha

      Delete
    2. hehe sory br inget klo pernah komen di sini, sebenernya gak perlu emansipasi wanita atau pria kok (menurut saya), tp pengembalian hak manusia yang tidak seharusnya dibatasi karena jenis kelaminnya. Duduk itu hak siapa yang datang lebih dulu. Sebagai orang waras, harusnya mengerti keputusan dia sendiri lah untuk naik kendaraan yg sudah penuh. Bukan pria yang duduk itu yang nyuruh tuh ibu naik kan? semoga dibaca para wanita terutama yang muda dan tidak hamil. Saya pribadi kalau tidak memberi duduk wanita muda (tidak hamil atau gendong bayi dan tidak cacat), bukan karena lemah, tp biar jangan jd manja. Bukankah semakin manja seseorang kita semakin tidak boleh menuruti kemauan dia. Kalau penumpang prioritas (ibu hamil, lansiam bayi, cacat/sakit berat) tentu saja lain persoalan, mereka tetap terlalu lemah untuk berdiri. Kalau wanita yang kuat berdiri berjam-jam untuk shopping atau nonton artis idola tentu tidak etis kalau mengusir orang yang sudah duduk duluan. Semoga dibaca :)/

      Delete
  2. hai ganteng! pas hamil gw ga dikasi duduk loh, kecian yaaaaaaa hahahahaha :)))
    tapi abis lahiran gw ga pernah minta tempat duduk ke cowo2, kecuali klo dia nawarin, gw bales "turunnya masih lama ga?" klo bentar lagi gw ambil, klo ga gw kasi ke yang lain misal ibuibu tuwir. sini gw kasi iga bakar aja deuh, tulisan lo serus amat sih hahahahahaahhaahahha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Numpanng komen (meski telat hehe) saya laki-laki (harus ditegaskan krn topiknya lg gender hehehe). Mbak besinikel, kalau kakak ipar saya waktu hamil, tiap naik KKW sampe hrs bawa USG, en kalau penuh lgsg ke kursi prioritas en bilang " yang muda dan gak hamil ada yang bisa tolong saya?" Bahkan kakak ipar sampe hrs agak ribut, krn pernah 1 geng mahasiswi gak mau kasih duduk, bahkan marahin kakak ipar saya karena gak minta laki-laki (aduh masa ibu hamil suruh jalan jauh di kereta yg udah berjalan). Pdhl 1 geng mahasiswi tersebut menempati kursi prioritas. kakak ipar saya sampe ngomong, " sekarang kalian belum hamil, belum ngerasain, nanti waktu hamil gak ada yg nolong mau gak?" baru d 1 mahsiswi mau ngasih duduk. Mgkn mbak perlu bawa USG jg :). Bangsa ini perlu ditegasin mana yg prioritas. Ironis ada ibu hamil gak dikasih duduk, sedangkan wanita muda dan sehat menuntut tempat duduk seenak perut.

      Delete