indomietelorkeju

indomietelorkeju
Hidup yang dimenangkan adalah hidup yang dipertaruhkan

Total Pageviews

Sunday, 4 May 2014

Manchester United Hanyalah Korban Glorifikasi

Sumber Gambar: Theguardian.com

"Glory Glory Man United" "#GGMU"

Pasti kata kata tadi sering anda lihat di timeline tweitter lah, di sosial media lah, atau bahkan menjadi status messenger kawan kawan anda yang notabene fans manchester united ketika beberapa jam sebelum manutd tanding kan? Ayolah mengaku, jangan sungkan. Tidak perlu heran karena fans manchester united adalah fans klub bola asing terbanyak di Indonesia, bersama dengan penggemar liverpool. Tak hanya di Indonesia, bahkan di dunia, united menjadi klub dengan fans terbanyak di dunia. Kenapa sebegitu banyak? Banyak alasan yang mendasari. Yang jelas karena manunited, menang terus. Seberapa buruk manunited main, tetap menang. Kisah kisah inspirasional 1999 misalnya, atau kisah kisah class of 1992 juga menyedot penggemar yang banyak untuk meneriakan panji panji klub ini. Ada lagi, karena faktor sir alex, faktor pemain atau bahkan ikut-ikutan pacarnya.

Tapi nasib manchester united kini? Menyedihkan. Manchester United hanya sebuah korban dari glorifikasi fans. Kita semua diiming-imingi setiap pekannya, diiming-imingi melihat sebuah tim yang selalu menang walau tampil jelek. Tetap menang walau ketinggalan duluan. Tak ada yang salah dengan kekalahan sebuah klub sepakbola. Toh hanya menang, kalah, atau seri pilihannya. Tak ada yang salah dengan kekalahan. Yang salah, Manchester United yang kalah. Bukan klub lain.

Coba anda lihat, bagaimana misalnya FC Kaiserlautern kalah? Atau yang lebih tersohor, Norwich kalah? Pasti hanya akan berakhir sebagai berita yang biasa saja. Andai Manunited kalah? Jangan harap berita ini mereda satu atau dua hari kedepan. Pembicaraan akan terus berlangsung kenapa manunited kalah, saling tuduh sana sini pasti terjadi di semua lini massa. Bahkan saham united sempat anjlok di musim ini. Semua bukan karena kekalahan, Tapi karena Manchester United.

Setali tiga uang dengan lionel messi, di musim ini dia menurun dibanding tahun lalu. Apa itu salah? Tidak. Yang salah, dia adalah lionel messi. Padahal jika dilihat rataan gol-nya masih lebih banyak dari seorang wayne rooney yang katanya musim ini adalah musim fantastisnya. Tapi biarlah penulis lain yang membahas messi, saya lebih ingin membahas manunited. 

Kisah inspirasional yang dibentuk sir alex ferguson, telah berhasil membuat manchester united bukan hanya sebuah klub sepakbola. Tapi menjadi sebuah brand. Sebuah merk. Atau bahkan sebuah mukjizat. Lagi-lagi saya ulangi, manunited telah terglorifikasi oleh pemujanya atau oleh orang orang yang menyukai tim ini. Setiap pemujanya, seolah menghilangkan cacat dan tak ada permisi untuk kekalahan. Harapan pun meninggi, mengingat dulu seringnya kita diberikan drama drama yang dipertunjukan oleh 11 orang di Old Trafford. Siapa yang lupa peristiwa 1999? Atau saat terry terpeleset di moskow?atau saat giggs berlari telanjang dada dengan bulu lebat? Tendangan spektakuler beckham atau rooney? Atau comeback comeback fantastis yang rutin?

Manunited sudah naik kelasnya menjadi tim yang pantang salah. Sehingga kita lupa, manunited tetap sebuah klub bola. Manunited tetap bisa kalah. Manunited bisa tidak masuk liga champions. Atau bahkan manunited bisa kalah dari tim semenjana antah barantah. Karena seperti kebanyakan tim sepakbola lainnya, manunited hanya diberikan 3 kemungkinan dalam satu pertandingan. Kalah, Menang atau Seri.

Inilah ironi dari sebuah kejayaan yang berlangsung lama. Awalnya kita semua bersusah payah guna mewujudkan suatu kejayaan, namun setelah tercapai kita hanya bisa berlindung dibalik kejayaan tersebut. Ayo Akuilah. Manunited hanyalah sebuah tim sepakbola biasa. Susah ya? Ya susah, karena manunited telah menjadi korban glorifikasi.


No comments:

Post a Comment