indomietelorkeju

indomietelorkeju
Hidup yang dimenangkan adalah hidup yang dipertaruhkan

Total Pageviews

Friday, 24 May 2013

Emansipasi, katanya?





Saya sudah lama tidak menulis, dan sekalinya ada wkatu untuk menulis hanya diberikan waktu setengah jam dari diri saya sendiri. Haha. Tulisan ini juga tidak sengaja terpikir ketika 2 menit setelah bangun dari tidur saya tadi, di TV ternyata ada pengumuman pemenang x factor yang keduanya wanita, dan ketika saya lihat timeline, ada tweet ' hasil nilai UN tertinggi kembali dipegang wanita, dan 12 nilai terbesar hanya 1 pria'. Apalagi banyak wanita yang bekerja dan pria dirumah. Apakah ini bentuk penjajahan yang baru?
Kejadian ini seperti kembar siam dengan peristiwa, kapitalisme dan sosialisme. Kapitalisme dianggap menjajah kaum buruh karena paham kapitalnya, lalu timbul gerakan buruh etc. Dan gerakan buruh dianggap sebagai gerakan penajajahan yang dilakukan kaum sosialis terhadap kapitalis. Apa memang benar kita dilahirkan hanya untuk menang & kalah? Menyedihkan
Ironis juga sih, kalau dibilang siapa yang paling sedih dengan keadaan ini, ya raden kartini. Yang dia perjuangkan itu kan 'penyetaraan kasta' bukan overlaping kasta, yang ingin meloncati pria. Apa karena  ada sebagian wanita itu mempunyai rasa tendensius tersendiri mungkin untuk melebihi pria, saya pun kurang begitu paham, yang jelas tidak bisa dipungkiri, di Indonesia sekarang, telah terjadi peloncatan yang sangat jauh gapnya antara wanita dan pria.



Saya pribadi bukan berbincang menganai kesempatan memperoleh taraf hidup yang lebih baik untuk perempuan, atau kesempatan lainnya yang berbu positif. Tapi mengenai masalah nilai nilai moral. Sadar atau tidak bangsa kita sebenernya lebih pandai dari kebanyakan mongol, moralnya saja buruk. Banyak wanita wanita yang kini merasa, paling kuat, hebat, mandiri etc, sehingga pria hanya dianggap sebagai asesoris. Mungkin.  Padahal menurut penemu angka 0, hakikatnya wanita itu seperti angka 1 jika wanita menghormati pria, dan ditambahkan 0 dibelakangnya jika dia penurut, kaya, dll. Kalau wanita tidak menghormati hanya bersisa 0 belaka.
Esensi hidup bukan masalah kalah menang, walaupun itu selalu ada dan akan terus ada. Tapi merasa bersyukur ketika menang atau kalah. Mungkin keadaan penjajahan ini bukan mutlak salah wanita, mungkin pria sekarang kualitasnya menurun di mata para wanita. Atau mungkin wanita sudah mengandalkan otak, dan pria mengandalkan hati sekarang? Who knows
Postingan ini cuma postingan sok tahu, postingan ini juga banyak kata 'mungkinnya' , dan postingan ini sangat buru buru. If you know what i mean.

No comments:

Post a Comment