Sebenarnya postingan ini tidak sengaja dibuat, hanya untuk menunggu hujan. Semester enam. Enam itu genap kan ya? Entah tradisi atau memang sugesti, segala aspek kehidupan terasa berat ketika memasuki bulan bulan di semester genap, apalagi di paruh akhir. Ya, maret-april-mei-juni. Kalau ini hanya sugesti ini sudah terjadi dari mulai sma kelas 3, kalau ini tradisi sebelum kelas3 ini tidak. Mungkin hanya peringatan dari tuhan agar tidak jumawa atau mengingatkan kalau hidup itu tidak selalu diatas.
Episode di semester 6 ini terasa lamanya sangat akut. Mungkin saya merasa lebih lama dari siput. Atau saya ganti kata lama mungkin dengan berat. Saya merasa berat bukan berarti saya berkeluh. Saya hanya mendeskripsikan saja. Banyak orang diluar sana yag sensitif akan cerita orang lain, padahal itu bukan keluhan Ya dunia memang sudah terlalu sensitif dan kurang sehat. Semester ini seperti orang flu berat dan dipaksa ikut lomba lari. Kepala pusing dan badan meriang itu akan selalu menemani di track lari.
Emang berat kenapa sih? engga berat juga sih tapi tidak berpola ga bertujuan. I do what i want. Tapi ga tau itu buat apa. Bisa dibilang gua jadi robot di semster ini, ga ada nalar, gua cuma melakukan apa yang harus gue lakukan. No goal. Tapi bukan berarti gua gada goal, harapan gua mati. Harapan yang gua bikin di semester ini, meleset hampir semua. Bukan berarti gagal. Bahkan bisa ngasih pelajaran yang lebih bermanfaat kedepannya.
Aspek mana aja yang meleset? Aspek pelajaran sudah pasti, ini wajar dibayar atas kemalasan gua yang sangat parah di semester yang akut ini. Hoki hoki yang jadi senjata utama gua, tidak berpihak, karena hoki itu diciptakan oleh orang yang usahanya keras. Sosial humaniora? Untuk urusan sosial mungkin banyak volatilitas pergejolakan yang sebenarnya tidak disangka sangaka sebelumnya. Untuk urusan hubungan antara dua manusia lah yang paling menyita perhatian di semester genap ini. Hahaha. Jijik ya. Tapi thats a fact. Seolah terlalu nyaman berlari lari di zona ini, hingga lupa zona zona lain juga bergerak dan meninggalkan cepat saya di zona yang dinamakan zona biru.
Kenapa biru? Istilah feeling so blue sering dipakai orang untuk menyebut orang yang sedang merasa sendu dll. Kita namakan zona biru saja lah ya. Di zona biru ini kemampuan intuisi menebak menganalisi dan lain lain dimatikan. Gua cuma mengandalkan perasaan yangkadang sewaktu waktu berubah, entah karena faktor dari luar atau dari dalam. Ya pokonya gue terperangkap di zona biru hingga juni kemarin.
Semoga juli. Bulan kelahiran saya membawa saya kembali ke zona merah saya. Amin. Sekian postingan yang cukup geli ini tapi sudah rasanya harus dikeluarkan.Sekarang saya sedang sibuk membayar apa yang belum dibayar 3 bulan kemarin karena sibuk di zona biru berteman dengan ketidak jelasan.
No comments:
Post a Comment