Alkisah, ada kura kura yang tinggal dalam gudang bawah tanah di rumah kakek saya, yang katanya dulu dia adalah sebuah legenda di asalnya. Pulau galapagos, nama pulau asalnya. Pulau galapagos ini adalah pulau yang sangat tidak sembarangan hewan bisa masuk kesana, perlu melewati samudera pasifik dan atlantik untuk mencapai pulau galapagos. Oiya, nama kura kura ini adalah leonardo dan tanda khusus di batok kura kuranya, tanda cap biru yang saya pun tidak tahu artinya apa. Hanya, cap biru itu berbentuk seperti gambar singa. Leonardo bilang kepada saya, agar tidak menceritakan cerita yang dia sampaikan kepada saya di blog saya, tapi apa daya, saya tidak ada bahan menulis lagi jadi saya menulis ini saja. Maaf ya leo.
Pukul 3 pagi waktu itu saya ingat, saya yang tidak bisa tidur langsung turun ke gudang bawah tanah untuk sekedar menikmati kemelankolisan saya dan dituangkannya melankoli saya kedalam bait bait lagu. Tapi niat tinggal niat, saya menemukan hewan aneh, yang awalnya saya pikir dia sebuah kura kura. Ternyata, benar deng dia kura kura hehe. Perawakannya seperti kura kura yang sudah tidak muda lagi, karapas si kura kura atau yang biasa kita sebut batok dari kura kura ini sudah lusuh dan agak retak, tapi ada cap biru yang menyala dari karapasnya ini. Entah datang darimana saya tidak peduli, yang saya kaget, dia bisa berbahasa indonesia. Apa mungkin dia siluman atau ruh ruh yang tersesat saat pembacaan sumpah pemuda kala itu lalu merasuki si kura kura ini?
"Kemari, akan kuceritakan kau sesuatu" Ucapnya sembari sedikit membersihkan debu dari karapasnya. Mengesalkan sekali ini kura kura, saya yang tidak bisa tidur dan sedang ingin menciptakan lagu, disuruh mendengar cerita kura kura siluman yang bisa berbahasa indonesia, saya rasa dulu dia dijauhi di pergaulan perkura kuraannya. Akhirnya, saya yang masih disponsori rasa takut. Manut manut saja mendengar cerita dia, saya layaknya pekerja pekerja di era kapitalis yang "iya bos iya" saja.
"Jadi begini...." Ucapnya dan titik titik itu saya konversikan sebagai pandangan orang ketiga serba tahu. Dia adalah leonardo van rafael. Usianya sudah 250 tahun, saya pun tidak tahu kenapa dia bisa tahu kalau dia 250 tahun padahal tidak ada KTP disitu. Dia bertinggal di daratan pulau galapagos yang legendaris itu. Dia memang sudah lahir disitu, ayahnya Michael Anggelo dan ibunya Donatelo adalah kepala dan ibu kepala suku di desa san cristobal. Dia anak tunggal. Karenanya dia kesepian, dan dia agak susah untuk bergaul. Benar kan tebakan saya di paragraf tiga tadi? Haha.
"Lalu untuk apa kamu.." Potong saya. "Diam kamu brengsek, dengar aku cerita dahulu!" Hardiknya. Wah leonardo benar benar galak, dan mulai saat itu saya menjadi pendengar yang baik sekali. Tak heran dia galak, dia adalah jenderal perang di kepulauan galapagos tersebut. Jabatannya pendek seperti kakinya, hanya hitungan 1-2 tahun. Pendek untuk ukuran dia yang umurnya 250 tahun. Bukan karena dia payah, tapi dia langsung naik menjadi pemimpin di kepulauan galapagos selama 15 tahun dan akhirnya di asingkan ke pulau bartolome. Untung tidak ada peristiwa lapangan ikada ya.
Leo kecil, lebih sering menghabiskan waktunya didekat pantai. Pikirannya yang terinspirasi socrates dan dewa hermes. Dia lebih sering menulis pikiran filsafatnya dan berpetualang di pasir pasir yang melengkapi laut galapagos. Temannya tidak banyak, karena dia sangat idealistis dan cenderung egoistis. Dia tidak sedih, pikirnya, untuk apa berteman banyak kalau kita hanya bermunafik ria, menyukai semua pemikiran teman kita dan akhirnya identitas kita dijajah lingkungan. Wah benar benar galak ya. Semakin tumbuh, ia pun belajar bela diri dan fisiknya pun terlatih. Tapi ya, masalah sosialnya yang penyendiri semakin akut.
Akhirnya diperjalanan menyesuri padang savana, bertemu dengan Hamato yoshi. Seorang peneliti dari jepang yang saya pun heran kenapa dia ada di galapagos. Hamato, yang bisa bahasa kura kura. Kemdian memanggil leo dan mengajari beberapa teori teori filsafat yang memang leo suka. Mulai dari teori copernicus sampai friedrich nietzche, dia pun sempat menyebut madilog tan malaka, oleh karena itu leo ada di gudang saya sekarang. Semenjak dari pertemuan di savana itu, leo pun ingin membuka diri kepada sosialnya, ternyata paham yang dia anut selama ini adalah paham egoistis dan seperti penakut yang bercampur dengan campuran yang lain dan takut larut. Payah leo! Labil! Yang menarik hamato memberi catatan kecil yang berisi tulisan dan riwayat alkisah tentang galapagos. Bodohnya leo dia hanya membaca halaman awalnya, karena dia lebih asik bersosialisasi sekarang daripada pembaca.
Pertemuannya dengan hamato, benar benar merubah hidup leo. Teman kura kuranya banyak, dan kemudian dia masuk himpunan kura kura segalapagos, dia kebetulan masuk ke divisi keilmuan dan filsafat kura kura. What the fuck. Dia pun bertemu dengan alexa, kura kura betina yang sangat cantik. Jatuh cinta pun mulai menyelimuti leo, akhirnya dengan berbagi cara, seperti membacakan puisi, hingga menuliskan lagu dilakukannya untuk mendapatkan alexa. Tuhan memang selalu baik untuk para pemikir, akhirnya leo meresmikan cintanya yang bersemi di bulan juli. Sayangnya, hubungan mereka tak berlangsung lama. 3 tahun berjalan, alexa meninggal karena keracunan logam laut yang tak sengaja terminum hingga di overdosis.
Sejak saat itu, leo menjadi pendiam kembali dan seperti mengurung dirinya sendiri. Tidak perduli hamato atau siapapun, yang dia lakukan hanya berdiam diri dalam goa di pinzon. Leo terperangkap dalam kesedihannya, walau bisa dimaklumi tapi cara yang dilakukan leo salah menurut saya. Hingga pada suatu hari dimana langit berubah menjadi merah, laut laut galapagos membawa berjuta juta mayat mayat ikan ikan salmon, dan angin ribut yang lebih ribut dari fufuzela, membuat leo tergugah untuk keluar dari goa.
Ternyata, San cristobal mengalami kekacauan hebat. Ayah dan ibu leo diculik entah oleh siapa. Dan desa Galapagos sudah tidak aman. Galapagos diserang. Dan ternyata galapagos adalah sebuah pulau yang dijanjikan untuk diperebutkan. Seperti yang ditulis oleh hamato di catatannya, tepatnya di halaman akhir.
Image source: Google.com
rifki... ini tulisanmu sendiri apa repost?
ReplyDeleteimajinasinya benar-benar liar dan tak terduga :D
alhamdulillah sendiri, hehe yaudah ntr beli bukunya ya di gramedia haha
Delete