The Trees And The Wild, tampil sekitaran pukul setengah sebelas kurang. Yang saya salut dari penyelanggaraan joyland ini, jadwal benar benar tepat waktu, sebuah hal yang susah untuk dilakukan di negara ini. Saya pribadi sudah memperkirakan songlist yang akan dibawakan nanti, yang jelas saya perkirakan semuanya dari album kedua, kecuali our roots. Dan tebakan saya hanya salah satu, our roots tidak dibawakan. Benar saja, semua lagu yang dibawakan memang dari album kedua, yang menurut saya pribadi lebih gelap, minim lirik, penuh repetisi yang bertujuan menimbulkan klimaks nantinya dan karakternya sangat kuat. Kebetulan juga saya lebih suka karakter album kedua, nuansa laut dan nyiur (soundcloudnya remedy waloni) sangat kental, more creepy dan kearifan lokalnya sangat jelas.
Sebelum konser benar benar dimulai, saya terkaget kaget karena mendengar suara synth atau bebunyian lainnya yang bernuansa horor, fyi karena saya biasa mendengar suara suara itu di film horor eropa. Ternyata suara itu berasal dari stage A, tempat The Trees And The Wild. Langsung saja, sehabis melihat hangatnya penampilan dialog dini hari saya langsung melakukan 'ritual' di stage A. Lagu pertama yang dibawakan adalah 'serangan', terlihat semua orang sangat menghayati lagu yang dibawakan TTATW ini, lagu ini memang pembuka yang tepat untuk melewati episode gelap yang diciptakan oleh TTATW.
Sehabis serangan, langsung disambut 'tuah sebak' tanpa jeda. Setelah tuah sebak, ttatw berhenti sejenak dan langsung memulai saija. 'Saija' diawali oleh suara suara anak kecil sedang berteriak berteriak dengan kata kata yang sama dan penuh repetasi, intro yang sampai sekarang menurut saya sangat epic. 'Saija', ibarat sebuah sedikit cahaya terang dalam episode gelap yang diciptakan oleh 'serangan' dan 'tuah sebak' Saija adalah lagu favorit saya dalam penapilan The Trees And The Wild kali ini. Musikalitas dan Permainan seperti orang kerasukan The Trees And The Wild tercermin sekali pada lagu ini.
Sesudah saija langsung disambut 'nyiur', kembali kepada nuansa kegelapan. Lalu terbitlah 'empati tamako', empati tamako ini menurut saya pribadi adalah lagu andalan dari album kedua ini, lagu ini cocok untuk mewakili ejakulasi yang pas untuk di konser ini, sebuah nuansa terang yang memang pas untuk ditaruh untuk menjadi lagu terakhir. Repetisi repetisi lirik di lagu ini menyerang sugesti kita secara hebat dan lagu ini adalah konsumsi yang tepat untuk otak kanan kita. "Terang yang kau dambakan hilanglah semua yang kau cari" seolah olah secara tersirat mengucapkan perpisahan dan menyatakan semua yang penonton cari dari penampilan episode gelap TTATW kali ini sudah selesai.
Akhir kata, The Trees and The Wild memang sebuah band yang terlalu sayang untuk tidak ditonton dan untuk tidak didengarkan lagu lagunya. Saya memberikan penghargaan lebih untuk remedy waloni, yang saya pun keheranan akan daya pikirnya dan daya musikalitasnya yang sangat kelas tinggi, menurut saya. Mungkin masalah musik adalah masalah selera, tapi mungkin semua setuju The Trees and The Wild adalah selera yang musik sangat berkelas. Setuju?
gw belum dengar album kedunya TTATW. penasaran siah. ntar gw cari ah
ReplyDeleteemang belum ada albumnya bang. Youtube-ing aja bang
Delete14 maret 2015,gua yg fans ttatw dari 2010 kerasukan di 5th Music gallery,gila
Delete