Iseng aja sebenernya gua bikin postingan ini,. Setelah diterpa kabar buruk tadi subuh dini hari, atau mungkin kabar buruk bagi semua fans united yang ada di seantero dunia, gua sangat iseng bikin postingan ini.
Bullying? Hmm gue juga engga tau filosofis artinya seperti apa, tapi gue coba mengartikan sendiri apa yang dimaksud bullying yang sekarang sekarang sering kita denger banget dari pengalaman orang orang yang dibullying atau membullying secara sadar maupun tidak sadar.
Bullying itu sendiri kayanya sebuah tekanan tekanan yang didapatkan seseorang dari seseorang atau kumpulan orang lainnya. Tekanan disini bisa bersifat fisik, omongan, ataupun perilaku bukan omongan ataupun kontak fisik sekalipun. Tekanan tekanan ini membuat orang yang terbully merasa tidak nyaman atau sesak. Dan ada tendensi tersendiri untuk membalas atau mengeluarkan tekanan itu, karena tekanan yang diberikan akan terus tertanam walaupun masa bullying sudah lewat.
Melihat konsep seperti ini, konsep bullying ini sudah selayaknya kita bilang sebagai bom waktu. Bom waktu yang siap meledak kapanpun si yang ditempelkan bom waktu ini siap untuk meledakannya. Peluang untuk meledak 100% saya yakin dengan hal ini. Tapi mungkin ada yang ledakannya sangat eksplosif atau sangat pelan, mau tidak mau bom waktu itu harus dikeluarkan bagaimanapun caranya, kalau tidak si empunya bom waktu yang akan mati.
Ini yang sering kita bilang ajang balas dendam kepada si penanam bom waktu. Bahkan banyak contoh, misalkan A bully B pada saat SMA. Seiring waktu berjalan karena B tidak bisa membully si A, si B membully si C atau si D yang notabene orang baru atau lebih lemah dari si B. Begitu terus sampai siklus setan ini takkan pernah berhenti berputar kecuali si B ingin meledakkan bom waktu dengan pelan, yaitu memaafkan si A pelan pelan. Ini adalah ledakan terhalus dari bom waktu tersebut.
Bullying sendiri seperti duri dalam daging, tidak disadari tapi sudah tertancap. Sama seperti tingkah laku kita yang tiba2 org tersebut merasa tindakan yang kita berikan sangat membuat mereka tertekan padahal menurut kita tidak, begitupun sebaliknya. Sensitifitas bom waktu ini melebihi sensitifitas telapak kaki sepertinya.
Yowes, berhati hati dengan bom waktu ini. Ledakan pelan pelan jika kita menerima.
No comments:
Post a Comment